Jumat, 29 Mei 2015

PAPER & TULISAN (SOFTS SKILL B.INDONESIA2)


Penyusunan sintesis
      Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
Beberapa contoh dari pernyataan Sintetik adalah :
1.      Langit itu biru.
2.      Budi adalah pria yang menyebalkan
3.      Anjing itu galak
4.      Jerapah memiliki empat kaki
     Sintesis Menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan satu kepada pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif.
Contoh :
1.      Ilmu adalah aktifitas
2.      Ilmu adalah metode
3.      Ilmu adalah produk
Kesimpulanya Ilmu adalah aktifitas, metode dan produk
    Sedangkan sintesis dalam penulisan karya ilmiah pada dasarnya sintesis adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka.
    Ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, di antaranya (Utorodewo dkk, 2004: 97):
(1) penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang digunakannya,
(2) bersikap kritis atas sumber yang dibacanya,
(3) sudut pandang penulis harus tajam,
(4) penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dan
(5) penulis harus menekankan pada bagian sumber yang diperlukannya.

Karangan ilmiah
Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
·         >Memberi penjelasan
·         >Memberi komentar atau penilaian
·         >Memberi saran
·         >Menyampaikan sanggahan
·         >Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
Jenis-jenis karya ilmiah

umum karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir
deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada
analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian
langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa
temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di
bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis
berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu
temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3). 



KONSEP MENULIS LAPORAN ILMIAH
DEFINISI LAPORAN ILMIAH
Laporan ilmiah merupakan laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengguanakan gaya bahasa yang digunakan disesuaikan dengan jenis sasaran peneliti yaitu sesame kolega ilmuan,kepada para pembuat keputusan, ataupun kepada masyarakat umum,serta berfungsi sebagai alat komunikasi antara peneliti dengan pembaca.

Laporan suatu kegiatan penelitian memuat berbagai aspek yang dapat member gambaran kepada orang lain tentang seluruh kegiatan, langkah, metode, tekhnik maupun hasil dari penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Membuat laporan ilmiah merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan oleh seorang peneliti. Tanpa adanya laporan ilmiah berarti hasil dari penelitian yang telah dilakuakan menjadi tidak ada artinya, karna tujuan dari penelitian adalah agar bagaimana orang lain mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilkukan, oleh sebab itu bagaimanapun bagus dari hasil penelitian tidak akan berarti tanpa belum adanya laporan ilmiah dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian tersebut dapat dinilai oleh masyarakat apakah lanyak untuk diterapkan dalam kehidupan ataupun sebagai hasanah ilmu pengetahuan.

Menurut Nazir, 2005, penulisan laporan penelitian harus disesuaikan dengan konsumen hasil penelitian tersebut. Seorang peneliti perlu mempertimbangkan tiga hal dalam menulis laporan.
·         1.   Sampai dimana tingkat pengetahuan dari pembaca?
·         2.   Apakah yang perlu diketahui oleh pembaca tersebut?
·         3.   Bagaimana cara menyampaikan hasil penelitian, sehingga keterangan yang diberikan dapat dicerna dengan mudah oleh pembaca?
Cara penulisan hasil penelitian harus disesuaikan sedemikian rupa, sehinga komunikasi yang ingin disampaikan dapat mengenai sasarannya secara tepat.

B.     JENIS-JENIS LAPORAN ILMIAH
Jenis-jenis dari laporan ilmiah itu sendiri terdapat empat jenis laporan ilmiah, yaitu laporan lebgkap atau monograf, artikel penelitian, laporan sumir (summary report), dan laporan untuk administrator serta pembuat kebijakan (policy maker).
1.  Laporan Lengkap (monograf)
Beberapa hal berikut yang perlu diperhatikan, jika laporan penelitian dibuat dalam bentuk monograf.
a.   Laporan harus berisi proses penelitian secara menyeluruh dengan mengutarakan semua tekhnik dan pengalaman peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian tersebut.
b.  Tekhnik penulisan harus sesuai dengan kelompok target dari sang peneliti.
c.   Laporan ilmiah juga harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi disetiap tingkatan analisis
d.   Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada hubungannya langsung dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan janganlah penemuan itu dibuang dengan serta merta. Ada kemungkinan hasil penemuan atau pengalaman tersebut dapat merupakan kunci bagi penulis lain dalam memberikan makna pada penelitian lain dibelakang hari.
e.    Peneliti juga harus menyampaikan kegagalan yang yang dialaminya, disamping sukses yang diperoleh.
f.    Laporan ilmiah harus di bagi dalm bab-bab, bagian-bagian, sub-sub bagian denagn judul-judul yang padat, sehingga pembaca dapat memilih materi yang relevan baginya dengan mudah.
2.    Artikel Ilmiah
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah adalah perasaan dari laporan lengkap (monograf). Laporan dalam bentuk artikel ilmiah adalah laporan tentang salah satu dari aspek-aspek yang terdapat dalam laporan lengkap. Laporan dalam bentuk artikel harus difokusskan pada masalah penelitian tunggal yang objektif, sehingga lampiran, kata pengantar, dan daftar isi tidak dimasukkan dalm laporan.
Laporan dlam bentuk artikel ilmiah perlu berisi disain penelitian, prosecing data, dan analisis dalam bentuk yang lebih diperpendek dan dipadatkan. Tabel-tabel juga perlu dipadatkan. Yang terpenting dalam membuat laporan untuk dijadikan sebuah artikel ilmiah adalah memanfaatkan informasi tentang materi-materi menjadi terpadu dan relevan. Laporan dalam bentuk artikel juga ilmiah juga memrlukan abstrak, yang berisi 200-300 kata.
3.  Laporan Ringkas (summary report)Summary report merupakan penulisan ulang kembali tentang artikel-artikel yang sudah diterbitkan ataupun studi-studi yang berkenaan dengan masyarakat dan ditulis dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti.
4.  Laporan untuk Administrator dan Pembuat Kebijakan
Laporan yang ditujukan kepada administrator dan pembuat kebijakan harus mempunyai bentuk tersendiri. Laporan yang dibuat tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena administrator dan pembuat kebijakan tidak memerlukan laporan demekian, Yang diperlukan dalam laporan tersebut adalah penjelasan serta diagnosis terhadap maslah yang diperlukan.
Laporan untuk administrator dan pembuat keputusan perlu ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka. Krena itu, istilah-istilah teknis, jika digunakan, haruslah istilah teknis yang sesuai dengan penerapan dilapangan.


BENTUK ATAU FORMAT LAPORAN PENELITIAN
Agar hasil penelitian mudah dipahami oleh orang lain, maka hasil tersebut harus disusun dalam format dan sistematika yang baik. Menurut Notoatmodjo, apabila hasil penelitian tersebut merupakan skripsi sarjana, tesis magister, atau disertasi doctor, biasanya menggunakan format sebagai berikut :
1.      Bagian pendahuluan, yang terdiri dari :
a.       Latar belakang
b.      Perumusan masalah
c.       Tujuan Penelitian
d.      Kegunaan atau manfaat penelitian

2.      Tinjauan kepustakaan, terdiri dari :
a.       Teori-teori yang berkaitan dengan penelitian tersebut
b.      Hasil-hasil  penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

3.      Kerangka konsepsual dan hipotesis
a.       Asumsi-asumsi kerangka konsepsual.
b.      Kerangka konsep penelitian
c.       Hipotesis-hipotesis
d.      Variasi-variasi penelitian dan definisi variabel-variabel tersebut.

4.      Bahan dan cara (metode penilitian)

5.      Hasil dan pembahasan penelitian

6.      Kesimpulan dan rekomendasi

7.      Daftar kepustakaan (refrensi)

8.      Lampiran-lampiran

Catatan harian mengenai penulisan ilmiah
Pada kuliah semester 5 ini saya dan teman-teman kuliah saya terutama fakultas ekonomi jurusan manajemen diharuskan membuat penulisan ilmiah untuk menyelesaikan mata kuliah seminar penelitian/kerja praktek dengan jumlah sks 2. Sebenarnya itu sangat tidak menyenangkan karena seharusnya penulisan ilmiah harusnya dilakukan pada semester 6, tapi pihak kampus ingin mencoba agar penulisan ilmiah dimajukan karena biasanya penulisan ilmiah ditunda-tuda akhirnya harus menggulang di semester selanjutnya dan penulisan ilmiah ini adalah syarat agar lulus dari kampus.Pada akhirnya hal yang pertama kali saya pikirkan adalah judulnya saya mencari hal yang simple dan tidak merepotkan yang pertama adalah peramalan penjualan terlihat gampang memang tapi sudah terlalu banyak, akhirnya saya meneliti tentang studi kelayakan bisnis dengan judul “analisis studi kelayakan bisnis terhadap usaha warung internet zoom” dimana saya harus meneliti usaha tersebut apakah layak, kemudian saya mencari dan mendatangi warnet tersebut untuk mengambil  data-data tentang keuangan dan assetnya unatuk diolah menggunakan rumus yang biasanya digunakan didalam studi kelayakan bisnis.